Tidak semua anak TUHAN memahami arti puasa, kapan dan bagaimana cara berpuasa. Bahkan mungkin ada yang bertanya seperti ini: “Apakah ada puasa bagi orang Kristen?” Untuk menjawab semua pertanyaan ini, kita perlu belajar tentang selok belok puasa.
KELUARAN 34 : 28
28 Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman.
Berpuasa adalah tidak memakan apapun selama kurun waktu tertentu. Kita harus tahu bahwa tidak memakan apapun berbeda dengan mengurangi porsi makan kita sehari-hari. Jadi berpuasa bukan mengurangi seberapa takaran makanan yang masuk ke dalam perut, melainkan secara total tidak memakan makanan apapun.
Orang-orang non-Kristen ada yang melakukan puasa dan mereka memiliki tujuan tertentu dalam berpuasa. Apakah tujuan orang Kristen berpuasa? Orang Kristen berpuasa sesungguhnya bukan hanya sekedar tidak memasukkan makanan apapun ke dalam tubuh, tetapi ada tujuan khusus yang diemban.
Contohnya adalah Musa yang tidak memakan roti, tidak minum air pada saat mengemban tugas khusus, yaitu menuliskan Sepuluh Hukum TUHAN pada loh batu. Jadi berpuasanya orang Kristen memiliki tujuan untuk menjalin komunikasi dengan TUHAN dan memuliakan nama-NYA.
Jika seseorang tidak boleh memakan dan minum oleh karena tujuan tertentu yang bukan untuk menjalin komunikasi dan memuliakan nama TUHAN (misalnya sebelum melakukan operasi), hal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai berpuasa menurut Alkitab. Jadi, anak TUHAN yang melakukan puasa memiliki tujuan untuk merenungkan Firman TUHAN, mengaplikasikannya dalam hidup kita secara pribadi.
Setelah kita mengerti arti dan tujuan dari puasa bagi anak-anak TUHAN, mungkin ada pertanyaan lain yang muncul dalam benak kita. Yakni, “berapa lama kita harus berpuasa? Jika waktunya harus sama seperti yang dilakukan Musa (40 hari tidak makan dan tidak minum) mana mungkin kita mampu melakukannya?” Dengan jelas TUHAN tidak memerintahkan kepada kita untuk berpuasa selama itu.
Namun, dari kurun waktu puasa yang dilakukan Musa ada suatu arti tersendiri. Angka empat puluh berbicara tentang kedagingan yang mati. Pada saat air bah melanda bumi selama empat puluh hari, semua mahluk di muka bumi (kecuali Nuh dan keluarganya yang ada di dalam bahtera) mati.
Jadi tujuan puasa bukan supaya kita menjadi lebih sakti sehingga kebal terhadap segala sesuatu, tetapi untuk menjalin komunikasi dengan TUHAN. Tujuan lainnya adalah agar kedagingan atau hawa nafsu yang melekat dalam diri ktia ini mati. Jadi angka empat puluh hari bukan secara hurufiah.
Oleh karena berpuasa memiliki tujuan untuk menjalin komunikasi dengan TUHAN serta mematikan kedagingan atau hawa nafsu, maka dalam melakukannya pun bukan atas dasar kekuatan sendiri, melainkan dengan kekuatan TUHAN. Dalam ayat di atas dikatakan bahwa selama empat puluh hari Musa berpuasa dan ada bersama-sama dengan TUHAN.
Jika kita berpuasa bersama-sama dengan TUHAN maka kita akan memiliki kemampuan untuk melakukannya, terlebih lagi jika memiliki tujuan yang benar dan melakukannya atas dasar kerelaan dan kesadaran hati, bukan karena terpaksa.
Bersambung ke Daniel ...........
No comments:
Post a Comment